Bab 245
Dengan susah payah akhirnya kami pun tiba di rumah Bi Inah. Rumah yang sangat sederhana tapi terkesan rapi dan hangat sekali.
Cucu-cucunya Bu Inah menyambut kami dengan gembira. Mereka berhamburan ke halaman saat melihat sebuah mobil tiba di depan rumahnya.
Terlebih lagi saat tahu siapa yang baru saja turun dari dalam mobil yang kubawa.
"Nenek pulang! Nenek pulang!
"Nenek bawa apa?"
"Mainan untukku gak lupa dibeli, kan, Nek?"
Ketiga cucu Bu Inah bersahutan bertanya padanya. Bi Inah menjawab satu per satu pertanyaan mereka dengan sabar. Aku tersenyum senang melihat keakraban Bisa Inah dengan ketiga cucunya.
Melihat mereka membuat diriku teringat akan Boy, anakku yang sudah lama tak bertemu. Entah bagaimana keadaannya sekarang.
"Maaf, ya, Neng. Cucu-cucu saya memang suka berisik!" kata BI Inah membuatkan lamunanku.
Dia sedang kerepotan meladeni permintaan para cucunya. Walau begitu dia kelihatan sangat bahagia. Satu per satu pesanan cucunya di berikan.