Bab 243
Rasanya aku tak percaya mendengar ucapan Adel barusan. Apa benar dia gak keberatan? Atau terpaksa menerima karena desakan Pak Yusuf.
"Maaf jika sikapku kurang bersahabat tadi, Mbak. Soalnya sebelum sampai di rumah, aku baru saja membaca berita pembunuhan itu. Gak disangka begitu tiba di rumah, aku malah bertemu dengan tersangkanya langsung," sambung Adel karena aku diam saja sejak tadi.
"Aku mengerti kok, Del. Tak apa jika kamu keberatan, aku akan mencari tempat lain saja," sahutku.
"Tidak! Jangan, Mbak. Kamu tinggal di sini saja biar aku dan anakku ada temannya!" sanggah Adel cepat.
"Iya Mbak Meysa, tinggal di sini saja. Adel sudah mengerti kok, dan dia menerima tanpa Bapak paksa." Pak Yusuf ikut meyakinkanku.
"Baiklah, terima kasih Del. Pak Yusuf juga. Aku gak tahu bagaimana nasibku jika tidak ada kalian," ucapku dengan sedih.
Kami pun berpelukan, Adel dan aku saling memberi semangat dan kekuatan untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.