Bab 202
Tiba-tiba Husein menangis kencang, Shasa yang sedang makan langsung mencuci tangannya, aku yang sudah mendekat dan akan mengangkat Husein didorongnya ke pinggir.
"Biar aku saja, Mas. Cup, cup, anak ganteng kenapa menangis. Ooo kamu pipis, sebentar ya Tante ganti popoknya!"
Ajaib, Husein langsung diam. Matanya menatap Shasa yang bergerak ke sana kemari di depannya. Aku yang berada di dekat Shasa hanya bisa menahan perasaan sedihku Hatiku terasa pilu melihat anakku yang belum megerti apa-apa tapi seolah dia tahu kalau Shasa itu mamanya.
Sebentar saja Shasa sudah selesai mengganti popoknya Husein. Memang aku sengaja gak membiasakan Husein memakai diapers sejak kecil. Walau repot harus berulang-kali mengganti popoknya tapi bagiku itu lebih baik agar Husein terbiasa merasakan popoknya yang basah dan akan merasa risih jika tak segera diganti.
Dari pada dia pakai diapers nanti dia akan merasa anteng saja pipis di celana tanpa harus diganti.
