Menantu
Bab 195
Dia menyimpan koper yang kubawa di samping lemari, sementara aku duduk di atas sofa memandanginya. Walau tubuhnya semakin kurus, tetapi dia kelihatan semakin cantik. Apalagi dengan pakaian gamisnya berwarna biru laut kesukaanku semakin menambah kecantikannya di mataku.
"Sha, duduk sini!" panggilku.
Shasa mendekat lalu duduk disampingku.
"Apa anakku gak kangen dwngan Papanya, masa mau jauh-jauhan. Baru juga ketemu."
Shasa mendengkus, diliriknya aku yang sedang menatapnya sambil tersenyum. Tangannya mengelus perutnya dengan pelan.
"Sayang, kamu masih kenal gak dengan orang di samping Mama. Itu Papa kamu, jangan lupa ya, Sayang. Walau sudah dua bulan lebih dia gak peduli dengan kita. Jangankan menelpon, kirim pesan aja gak ada kan, Sayang," sindir Shasa.
Aku bangkit kemudian berlutut di depan Shasa membuat wajahku tepat berada di depan perutnya. Kutempelkan pipiku ke perutnya dengan tangan melingkari pinggangnya.
