Bab 191
"Apa maksud kamu, Mas. Apa kamu hendak menceraikan aku?" tanya Shasa lagi. Kali ini tanpa ada Mama dan Papa karena aku mengajak Shasa ke kamar untuk bicara.
Aku ingin menyelesaikan semuanya malam ini juga. Aku sudah muak walau kuakui di halamanatiku masih ada rasa sayang dan cinta buat Shasa.
"Aku capek, Sha!" jawabku singkat.
"Mas ingin mendengar penjelasanku tidak?"
"Percuma Sha, semuanya sia-sia."
"Baiklah, Mas. Jika Mas ingin berpisah dariku, aku terima. Toh, memang itu rencana kita sebelumnya kan? Tapi Mas, sebelum aku melahirkan, izinkan aku tinggal di sini. Setelah aku melahirkan nanti, Mas boleh mengusirku."
Aku berpikir sejenak, sebenarnya aku tahu jika seorang istri sedang hamil tak bisa ditalak. Laku aku harus bagaimana?
"Baiklah, kamu masih boleh tinggal di sini. Tapi seperti biasa, kamar kita terpisah. Dan aku ingin kamu mwnjawab pertanyaanku dengan jujur!" putusku akhirnya.
"Pertanyaan apa, Mas?"