Bab 190
Shasa mengucapkan terima kasih sambil tersipu malu. Jika aku belum mengetahui rahasianya, mungkin aku akan merasa bangga karma pujian Tuan Ismail tadi.
"Mari Tuan, saya antar ke Hotel agar Tuan bisa beristirahat!" ajakku sambil menunjuk ke parkiran.
"Baiklah, kebetulan badan saye terasa sedikit penat."
Aku mengantar Tuan Ismail ke Hotel yang sudah ku booking kemarin. Setelah mengantarnya sampai kedepan kamarnya, aku baru merasa sedikit lega. Tuan Ismail berkata akan mememuiku pukul 10 nanti siang. Masih banyak waktu, jadi aku mengajak Shasa pulang kerumah.
Shasa tak banyak bicara, mungkin dia masih merasa kesal karena ucapanku tadi. Bahkan didalam mobil dia memilih tidur, sampai kami tiba dirumah baru dia membuka matanya.
Aku masuk kedalam kamarku, ternyata Shasa mengekor dibelakangku.
Dia tersenyum kecut karena tatapan mataku yang tajam kepadanya.