Bab 189
Mobil terus kulajukan tanpa tujuan, hingga akhirnya aku tiba di pantai. Aku tueun dari mobil, udara panas pantai membuat hidungku mengembang. Kuhirup dalam lalu kuhembuskan dengan panjang.
Berulang kali kulakukan hal itu, lumayan bisa mengurangi rasa sesal didadaku. Kuambil batu kecil yang kutemukan didekat kakiku, lalu kulemparkan ke arah ombak yang sedang bergulung menuju pantai.
Aaaaaa ... teriakku sekuat tenaga, pantai yang sepi membuatkan leluasa mengekspresikan kesedihanku.
"Hisyam, yang sabar ya menghadapi istrimu. Itu biasa dialami oleh wanita yang sedang hamil. Terkadang dia kelihatan sangat membenci suaminya padahal sebenarnya dia sangat mencintaimu. Itu haya bawaan bayinya saja."
Terbayang lagi nasihat Mama padaku malam itu.
"Ma, jika suatu saat kami merasa tak cocok terus berpisah, apa Mama marah. Aku takut kesehatan Mama terganggu karena melihat perpisahan kami kelak!"