Bab 188
Sementara Marcel mendekatiku sambil mengibaskan tangannya.
"Maaf, Bro. Gak sengaja aku malah memencet tombpl air panas," katanya sambil duduk dikursi di depanku.
"Gak apa, hanya gelas saja kok, Cel."
Tiba-tiba ponsel Marcel berbunyi, dia segera keluar dari ruanganku. Kusandarkan tubuhku sambil memejamkan mata. Wajah Shasa langsung melintas dimataku.
Shasa, andai kau tahu kalau perlahan namun paati rasa cinta ini telah rumbuh subur dihatiku. Apalagi sekarang kau sedang mengandung anakku tapi mengapa kau masih belum bisa mencintai diriku.
Apa mungkin karena hatinya telah dimiliki seseorang, jika benar begitu sungguh beruntung dia karena dicintai oleh Shasa.
Suara pintu yang terbuka membuatku membuka mata juga. Rupanya Marcel telah selesai dengan orang yang menelponnya. Yang aneh kini wajahnya juga sama kusutnya dengan wajahku.
"Ada apa, Cel?"