Bab 181
Aku mendelikkan mataku, berani sekali dia mengatur-atur aku mau buat apa. Shalat katanya? Orang tuaku saja gak berani memaksa aku seperti ini.
"Ishhh, malah bengong. Mas Hisyam!" teriak Shasa di telingaku.
"Waduh, apaan sih, Sha!" seruku dengan kaget.
Bukannya menjawab, Shasa memutar tubuhku. Lalu didorongnya masuk ke dalam kamar, eh sampai ke kamar mandi. Lalu ditutupnya pintu kamar mandiku.
"Cepatan mandi, terus shalat! Awas aja kalau gak shalat, perjanjian batal!"
"Iya, bawel!"
Terdengar tawanya dari luar kamar mandi, dengan bersungut aku segera mandi lalu keluar kamar mandi.
Bisa gawat kalau sampai dia membatalkan perjanjian kami. Sampai di luar kamar mandi aku celingukan mencarinya, tapi kamarku dalam keadaan kosong. Ke mana dia?"
Aku harus cepat-cepat ganti pakaian kalau begitu, lalu menunaikan shalat Maghrib. Hal yang jarang kulakukan, hanya seminggu sekali aku ke mesjid untuk melaksanakan shalat, yaitu, salat Jum'at.