Bab 178
Suasana jalanan lumayan lancar, hanya sedikit kenderaan yang kulihat di jalan. Mungkin karena udara dingin pagi ini membuat sebagian orang masih malas berangkat bekerja.
Saat berhenti di lampu merah aku teringat Shasa dan adiknya. Bagaimana keadaan mereka hari ini, mungkin mereka belum sarapan. Usai berpikir begitu aku memberi tanda akan berbelok ke kiri.
Waktu melewati penjual sarapan, aku berhenti untuk membeli dua bungkus nasi uduk buat Shasa dan adiknya.
Tak berapa lama, tibalah aku di bekas toko Shasa yang kini telah rata dengan tanah. Demikian juga dengan bangunan disekitarnya, hanya tinggal menyisakan puing-puing yang sebagian masih mengeluarkan asap tipis.
Aku menuju ke tenda yang ada di seberang jalan, disana ramai dengan para pengungsi korban kebakaran. Mataku mencari keberadan dua orang kakak beradik yang punya gengsi cukup tinggi itu.
Aku tersenyum ketika berhasil menemukan mereka, segera saja kudekati mereka.