Bab 177
Ya, seharusnya aku tak langsung mengajukan permintaan itu tadi. Tentu saja Shasa merasa marah, apa bedanya aku dengan Pak Ronggo.
Ah, sial! Aku merutuki kebodohanku. Aku harus meminta maaf padanya hari ini juga. Bergegas aku menuju ke mobilku, lalu menyetir dengan kecepatan tinggi.
Toko Shasa yang menjadi tujuanku saat ini, aku harus menemui Shasa lalu meminta maaf padanya.
Ditengah jalan aku terpaksa berhenti karena raungan sirine pemadam meminta para pengemudi untuk menepi. Satu persatu mobil pemadam melewatiku, ada 7 buah mobil menurut hitunganku. Pasti kebakarannya sangat besar makanya sampai sebanyak itu mobil yang didatangkan oleh Damkar.
Setelah mobil-mobil tersebut tak kelihatan lagi, aku mulai menjalankan mobilku lagi. Semakin dekat dengan toko Shasa jalanan semakin macet, hingga tiba di persimpangan menuju tokonya aku sama sekali tak bisa lewat.
Jalannya ditutup oleh pihak Kepolisian, Polisi mengalihkan arus lalu lintas kearah kanan jalan.