Bab 174
"Apa kamu bilang, malah bawa-bawa Tuhan segala. Eh Hisyam, Allah itu gak akan merubah nasibmu kalau kamu gak merubahnya sendiri. Memangnya kamu pikir jodoh itu bakalan datang sendiri kehadapan kamu terus minta dinikahi gitu? Hisyam-hisyam, pokoknya Papa gak mau tahu ya. Dua bulan lagi sudah ganti kalender, kalau kamu masih belum ada calon istri juga, Papa akan jodohkan kamu dengan Zuriah anaknya Mbok Iyem!" ancam papaku.
'What, Zuriah anaknya Mbok Iyem pengasuhku? Tidak mau, aku ogah. Melihat bentukan Zuriah yang seperti karung goni aja aku sudah ngeri. Tega amat sih orangtuaku mengancam begitu.'
"Iya deh Pa, Hisyam janji sebelum pergantian tahun nanti, Mama sama Papa akan melihat calon istriku!" janjiku asal.
Capek kalau terus berdebat dengan mereka, mataku juga sudah mengantuk sekali.
"Itu kamu yang janji ya! Tepati itu atau kamu akan tahu akibatnya!" Kali ini Mama yang bicara.
"Iya Ma, Hisyam ngantuk nih. Mending kita tidur dahulu Pa, Ma!" bujukku.