Bab 172
"Ahhh, lega rasanya!" seru Pipit setelah duduk di sofa di dalam rumahnya.
Rita duduk di lantai sambil memijit kaki majikannya. Wajah Rita juga masih khawatir. Dia hanya orang kecil, jika masuk penjara siapa yang akan memenuhi biaya hidup kedua anaknya di kampung.
Rita hanyalah seorang janda dan miskin yang ditinggal mati suaminya. Kedua namanya dititipkan pada orang tuanya yang juga miskin dan mengharap biaya hidup dari kiriman Rita selama ini.
Sekarang, Rita menyesal sudah menuruti perintah majikannya. Rita tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.
"Uh, hausnya. Rita bikinkan saya jus markisa dulu. Tenggorokan ini rasanya kering sekali!" suruh Pipit.
Rita yang masih melamun tak mendengar perintah majikannya itu.
"Rita! Kamu budeg apa gimana sih?" bentak Pipit marah.
"Eh, maaf Bu. Ibu minta apa tadi?" tanya Rita begitu tersadar dari lamunannya.
"Bikinkan aku jus jeruk saja yang cepat!" ulang Pipit dengan kesal.