Bab 162
Aditya yang sudah sadar sejak tadi memandang Ijem dengan tatapan tajam. Dia tahu kalau sakit yang dideritanya sejak tadi hingga dia pingsan adalah karena ulah Ijem
Aditya sudah merasa kalau coklat yang dimakannya sudah tak bagus, tapi demi membahagiakan Ijem dia pun rela memakannya sampai habis meskipun setelahnya perutnya sakit tak tertahankan.
"Ngapain kamu berdiri saja di situ, kemarilah!" suruh Aditya pada Ijem yang hanya berdiri di depan pintu ruang IGD.
Kebetulan hanya Aditya saja yang sedang dirawat di ruang sebesar itu. Ijem pun melangkah pelan mendekati Aditya yang terus menatapnya. Aditya setengah mati menahan senyum karena melihat raut wajah Ijem yang kuat seperti kapas itu.
Entah mengapa dia sangat menikmati saat-saat melihat Ijem yang ketakutan. Ijem telah tiba di samping tempat tidurnya, Aditya menyuruhnya berdiri dekat dengan dirinya yang sudah duduk bersandar di tempat tidur.