Bab 157
Keesokan harinya Ijem pun tetap berangkat kuliah meski hatinya sedang kacau. Beruntung hari ini tak ada lagi yang berani mengejeknya. Malah semuanya menyapa dengan ramah dan senyum hangat. Ijem bersyukur walaupun dia laam hatinya masih merasa bingung akan perubahan yang drastis itu.
Begitu juga saat dia sampai di kelas, seisi kelas menyapanya dan meminta maaf akan perbuatan mereka kemarin. Dewi tersenyum melihat wajah Ijem sedikit lebih cerah dari kemarin.
"Putri, kamu bahagia kan hari ini?" tanya Dewi menyambut Ijem yang akan duduk di kursinya.
"Aku kan selalu bahagia, Wi," sahut Ijem
"Huuuu, pembohong besar!" ejek Dewi.
Ijem hanya tersenyum menanggapi ejekan Dewi karena memang benar apa yang dikatakan sahabatnya itu.
Buktinya sekarang Aditya masih bersedih mengingat perbincangannya dengan Aditya kemarin.
"Wi, terasa aneh gak, sih? Kemarin satu kampus mengejekku dan hari ini mereka malah menyapaku dengan ramah. Aneh, kan?" tanya Ijem.