Bab 153
Bukannya diam karena bentakan Devi tadi, Sarip malah memegang kedua tangan Devi dan memeluknya yang tentu saja langsung memberontak.
"Astagfirullah, rohnya mulai ngamuk ini, seram-seram," celetuk Sarip lagi.
Dia semakin memeluk Devi dengan kencang agar tak lepas dan melarikan diri.
Devi semakin memberontak dalam pelukan Sarip karena mencium aroma tubuh Sarip yang sangat busuk. Sarip yang sudah menyapu dan berpanas-panasan sejak pagi membuat keringatnya terus mengucur.
Tentu saja bau tubuhnya tercium sangat tidak enak.
"Lepaskan aku, Mang. Hueekkk!" pinta Devi seraya hendak muntah.
"Pergi gak, kalau gak pergi gue kekepin terus nih!" ancam Sarip serasa jadi ustaz yang sedang mengusir jin dari tubuh manusia seperti aplikasi video itu.
"Iya-iya, Mang aku pergi. Lepaskan sekarang tubuh ini!" seru Devi pura-pura jadi roh halus sesuai keinginan Sarip.