Bab 147
"Hey, jangan kelamaan salamannya. Bukan muhrim!" seru Ijem saat melihat Dewi yang tak melepaskan genggaman tangannya.
Dewi pun melepaskan genggaman tangannya sambil tertawa kecil sedangkan Aditya hanya tersenyum saja.
"Cemburu, Bu?" bisiknya di telinga Ijem yang langsing melotot kesal.
"Oke, salam kenal Mas Aditya. Aku pamit dulu, lain kali kita ketemu lagi. Bye, Put. Cepat sehat, ya!" pamit Dewi kemudian melangkah keluar meninggalkan kamar Ijem.
Dia sudah memesan ojek online yang akan tiba tak lama lagi. Sementara itu, Aditya memandang Ijem dengan Heran.
"Put? Sejak kapan kamu ganti nama?" tanya Aditya.
"Ijem itu hanya nama di dunia pembantu saja, Mas. Kalau nama asliku Putri Annisa," jawab Ijem malu.
Aditya tak percaya jika nama Ijem sebenarnya sebagus itu. Mengapa bisa jadi Ijem, pikirnya.
"Kenapa, Mas. Terlalu bagus ya untuk nama pembantu seperti diriku ini?" tanya Ijem sambil tertawa.
"Hmm, coba lihat KTP kamu!" pinta Aditya.