Bab 134
Keesokan harinya, di pagi yang cerah di kediaman keluarga Kusuma. Tak seperti biasanya, di rumah itu mendadak sepi dan tak bersemangat.
Suasana di ruang tengah dan ruang makan tampak muram. Helena yang dibantu oleh Dayu memasak di dapur sedangkan Joya dan Helena sedang menyusun hidangan di meja makan. Mereka bekerja tanpa saling mengobrol seperti biasa, sedang kan di ruang tengah Heru, Seno dan Aditya tampak duduk termenung.
Mereka baru aja pulang dari berkeliling mencari Seno. Heru berulangkali menghela napas dengan berat. Dia tak habis pikir dengan perilaku anak sulungnya itu.
Drrrtt! Drrrtt! Drrrtt!
Tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi memecah keheningan di antara mereka. Heru mengambil ponselnya untuk menerima panggilan dari nomor Seno.
"Siapa, Pa?" tanya Erik ingin tahu siapa yang menghubungi Heru sepagi ini.
"Siapa lagi, Mas mu, lah!" jawabnya sebal.
"Mas Seno, cepat angkat, Pa. Hidupkan. Speaker nya , aku ingin dengar juga?" pinta Erik pada papanya.