BAB 119
Dayu yang sudah masuk ke dalam kamar terkejut melihat Seno yang menyusul mengejarnya. Secepatnya dia menutup pintu kemudian menguncinya dari dalam.
"Bisa gawat kalau dia sampai masuk ke kamar ini, mana bisa aku menahan hasrat ini terus-terusan. Yang tadi aja dia sudah setengah mati menahan gejolak di hatinya karena sentuhan Seno di telinganya.
"Dayu! Buka pintunya dong, mas masih mau bicara!" seru Seno dari luar pintu kamar Dayu.
"Aku tidak boleh terbujuk rayuan Mas Seno. Aku harus kuat!" tekad Dayu.
Dayu menutup ke dua telinganya dengan headset dan mulai memutar lagu dari ponselnya.
Dayu berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan lagu kesukaannya.
Seno yang merasa tak dapat tanggapan dari Satu, akhirnya menyerah. Dia terduduk dengan lemas di sofa ruang tengah. Dia kira Dayu akan luluh oleh rayuannya. Namun, ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan harapannya.
"Sial sekali, rencanaku gagal. Terpaksa juniornya puasa lagi ini," keluh Seno.