"Itu tidak masalah. Tetapi kenapa kau mengenakan gaun ini? Bukankah kita ke sana hanya untuk menyelidiki keadaan Scarka sekarang?" ujar Sir Damian.
"Kau akan tahu alasannya saat kita sudah sampai ke Scarka. Aku tidak bisa memberitahukanmu alasan pastinya untuk sekarang." Rowena segera masuk ke dalam kereta kuda yang sudah ada tepat didepannya itu.
Seperti biasanya Rowena duduk bersampingan dengan Sir Damian, kakaknya, sedangkan Sir Cedric dan Pangeran Helios duduk tepat di depan mereka. Hanya butuh lima jam dari Istana Valeccio untuk sampai ke Scarka. Sesampainya di Scarka, mereka berempat langsung disambut oleh para pengawal penjaga istana Scarka.
Mereka berempat diantar ke sebuah ruangan yang sangat mewah dan penuh dengan barang-barang antik. Di ruangan itu sudah ada Raja Scarka yang tengah duduk di singgasananya sembari memandang Rowena yang nampak sangat cantik dengan gaunnya itu. Sir Damian yang merasa jengkel saat menyadari kalau Raja Scarka itu terus-menerus memandangi adik kesayangannya itu pun berusaha menutupi Rowena agar tidak terlihat oleh Raja itu.
Tidak sesuai perkiraan Helios sebelumnya, ternyata Raja Scarka yang sekarang masih sangat muda. Dia memiliki wajah yang tampan, rambut berwarna biru gelap, serta iris mata yang berwarna hijau seperti batu emerald. Mendadak Helios menjadi khawatir kalau Rowena akan jatuh cinta pada Raja Scarka itu karena ketampanannya.
Rowena membungkukkan badannya dengan anggun sebagai salam untuk Raja Scarka itu. Etiket Rowena memanglah sangat luar biasa. Meskipun ia sudah tidak menggunakan etiket yang pernah ia pelajari dulu saat menjadi seorang putri selama beberapa tahun terakhir ini.
"Selamat datang, Pangeran Mahkota Helios Edmond la Sunverro. Aku sangat senang saat mendengar kau mengatakan kalau kau akan datang ke Kerajaanku ini untuk menjalin hubungan antar kerajaan," sambut Raja Scarka itu.
"Tentu saja. Aku juga sangat senang karena kau mau menerima kedatangan kami dengan sangat ramah. Sebagai hadiah dari pertemuan pertama dan persekutuan kita, aku akan mempersembahkan padamu adik satu-satunya dari Marquess Squella, yang merupakan salah satu bawahan yang paling kusayangi, untuk menjadi selirmu," ujar Helios.
Sir Cedric langsung melotot menatap Pangeran Helios saking terkejutnya dengan pernyataan itu, sedangkan Sri Damian yang juga tidak kalah terkejutnya pun berteriak tanpa suara.
"Apa maksudmu, Helios?" tanya Sir Damian dengan nada penuh penekanan dan langsung menyebut nama Pangeran Helios tanpa embel-embel kata Pangeran di depannya.
Rowena yang badannya ditutupi segera maju ke depan kira-kira berjarak lima belas langkah kaki dari singgasana Raja Scarka. Rowena kembali membungkukkan badannya dan memberi salam kepada Raja Scarka itu. "Semoga anda selalu diberkati oleh dewa, Yang Mulia Baginda. Saya adalah Cleatin Marcella von Squella, adik satu-satunya dari Marquess Squella yang sekarang."
Raja Scarka bangkit dari singgasananya dan berjalan mendekati Rowena yang tengah menyamar menjadi Cleatin. Ia mengangkat dagu Rowena dengan pelan sehingga ia bisa melihat wajah Rowena dengan lebih jelas.
"Wah, hadiah yang kau berikan padaku sekarang ini sangatlah indah, Pangeran Helios," puji Raja Scarka setelah memandang wajah Rowena dengan penuh decak kagum.
Helios yang emosinya sudah memuncak berusaha mengatur raut wajahnya menjadi tersenyum agar tidak terlihat mencurigakan di depan Raja Scarka. "Sebagai hadiah untuk mengikat tali persaudaraan kita sudah seharusnya aku menyiapkan hadiah yang terbaik dari yang terbaik."
"Seharusnya kau tahu alasan aku tidak menikah sampai sekarang, kan," ujar Raja Scarka pada Rowena.
Rowena menatap kedua mata emerald Raja Scarka itu dengan serius lalu tersenyum. "Anda menginginkan istri yang dermawan sehingga bisa berbagi suaminya dengan wanita lain yang juga ingin memuaskan napsu suaminya, kan? Saya adalah perempuan yang sangat memenuhi persyaratan itu. Bahkan saya sendiri yang akan mencarikan wanita cantik dan muda untuk melayani anda."
Raja Scarka itu tertawa dengan sangat kencang. Sepertinya ia sangat puas dengan perkataan Rowena. "Bagus. Kau benar-benar wanita yang sangat unik. Mulai sekarang kau adalah selir pertamaku. Ingatlah untuk menepati perkataanmu, jika tidak kau sendiri akan tahu akibatnya."
Rowena membungkukkan badannya lagi untuk kesekian kalinya. "Saya sangat berterima kasih dengan kebaikan hati anda. Saya akan menepati perkataan saya dan menjalan peran saya sebagai istri anda dengan baik."
Raja Scarka langsung memanggil sekretarisnya untuk mengantarkan Rowena ke kamarnya. Perbincangan antara Helios dan Raja Scarka itu pun terus berlangsung. Setelah langit sudah mulai gelap, Helios pun memutuskan untuk menginap di salah satu penginapan murah yang ada di Scarka agar gerak-geriknya tidak terlalu diawasi oleh beberapa anggota pemerintah Scarka yang merasa curiga dengan kedatangannya ke Scarka kali ini.
Sesampainya di kamar penginapan Sir Damian langsung menarik kerah baju Pangeran Helios. Ia sudah tidak peduli lagi jika dia harus dihukum karena tuntutan telah melukai anggota keluarga kekaisaran atau apapun itu. Yang ia inginkan sekarang adalah Helios segera mengatakan apa alasannya menyerahkan adik kesayangannya yaitu Rowena kepada Raja Scarka yang tamak dan penjahat kelamin.
"Apa maksudmu memberikan Rowena sebagai selir Raja penjahat kelamin itu, Helios sialan?" tanya Sir Damian yang emosinya sudah meledak sekarang.
Helios berusaha melepaskan jari-jari tangan Sir Damian yang mencengkeram kerah pakaiannya dengan keras. "Lepaskan dulu cengkeramanmu ini dan tenangkan dirimu, maka aku akan menjelaskan semuanya."
Sir Damian pun melepaskan cengkeramannya dan duduk di kursi yang ada di kamar itu. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mendinginkan kepalanya saat ini. "Sekarang coba kau jelaskan apa maksudmu menyerahkan Rowena kepada Raja Scarka? Kau bahkan menyerahkan sebagai selir bukan sebagai permaisuri ataupun penari seperti yang pernah kau lakukan saat di Valeccio."
Situasi diantara mereka mendadak berubah menjadi dingin dan hening. Sir Cedric tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Ia hanya menyimak percakapan antara Sir Damian dan Pangeran Helios sedari tadi.
"Aku yang mempersembahkan Rowena sebagai selir Raja Scarka adalah sebagian dari strategi yang dirancang oleh Rowena untuk menaklukkan Scarka. Tentu saja pada awalnya aku juga tidak setuju dengan strategi gila ini. Namun Rowena terus menerus membujukku dan menjelaskan kalau ia akan menjaga dirinya dengan baik saat menjalankan strategi ini," ujar Pangeran Helios sembari menundukkan kepalanya.
Lalu ia pun mula menjelaskan strateginya gila yang ia bahas bersama Rowena beberapa hari yang lalu pada Sir Cedric dan Sir Damian. Kedua pria yang mendengar cerita Helios hanya bisa terkejut dan tidak percaya. Secara umum, strategi Rowena memang sangatlah bagus dan disusun dengan sangat rapi dan cerdas.
Namun, strategi ini sebenarnya sangatlah berbahaya bagi Rowena. Sekarang yang bisa mereka lakukan hanyalah berusaha berdoa pada Dewa untuk keselamatan Rowena dan tetap percaya kalau Rowena akan berhasil menjalankan strateginya seperti sebelum-sebelumnya.
Setelah selesai menjelaskan, Sir Damian dan Sir Cedric pun kembali ke kamarnya masing-masing. Pangeran Helios pun berjalan mendekati jendela yang ada di kamarnya sembari melihat langit malam yang penuh dengan bintang-bintang indah yang bertaburan.
"Apa yang sedang kau lakukan sekarang, Rowena? Aku sangat merindukanmu," gumamnya dalam kehampaannya sekarang.