"Sekali lagi anak muda. Semuanya telah telat. Atas nama keselamatan, siapapun tak dapat lagi menolongmu. Yang jelas tugas pertamaku sudah selesai,"
"Apapula itu. Tugas apa?" Samsul makin linglung.
"Tugas untuk memperingatkanmu. Sekali lagi semua sudah T-E-L-A-T, alias terlambat,"
Samsul menahan kata. Hanya geliginya yang saling berkertak. Ia menyahut rokoknya dari tangan wanita itu dengan kasar. Samsul pun pergi tanpa mengharapkan uang kembalian.
Empat langkah dari ambang pintu warung ia membalik punggung. Menuding hidung perempuan itu dengan rahang menegang.
"Orang gila!"
Purwatih. Sekilas seperti perempuan paruh baya kebanyakan. Kecuali untuk satu hal: mata batinnya. Di wilayah sekitar kampung Karetjajar, namanya kondang sebagai jujugan orang-orang pencari pertolongan. Dalam perkara gaib tentu saja.