Suara ombak, angin, dan hujan tak juga berhenti merusak malam Samsul. Kini ia telah tiba pada tujuannya. Warung Purwatih.
Dok-dok-dok
"Toloong!"
Samsul menggedor pintu warung yang telah temaram itu dengan was-was. Tak ada jawaban, Samsul menggerutu dan menahan perih yang mendera sekujur tubuhnya.
Dok-dok-dok! Samsul mengulang tindakan. Kali ini gedorannya makin mengeras.
Begitu gagang pintu memutar, Samsul merangsek masuk dari celah pintu yang baru terbuka separuh. Purwatih terkaget-kaget mendapati kondisi Samsul yang seperti itu. "Tolong saya bu!" kata Samsul dengan tempo suara cepat. Ada jeda singkat antara ucapan Samsul dengan sahutan Purwatih.
"Kamu kenapa?" tanya Purwatih melongo seraya menutup kembali pintu rapat-rapat. Air muka Purwatih lantas berubah tegang. "Apa kau baru melihat setan?"
"Bukan ha..nya setan, Pak Agus akan membunuh saya," jawab Samsul dengan gagap tersengal.