Mendengar Nocton yang kini seolah mendesaknya secara halus, membuat Jienna pun merasa cemas. Ia takut jika apa yang sebelumnya Ia khawatirkan benar-benar terjadi, bahwa kedatangan Nocton secara mendadak kemari meskipun belum cukup lama setelah kunjungannya tadi pagi, adalah karena mengetahui apa yang baru saja Ia lakukan terhadap Ercella. Jienna pun menebaknya, bahwa sepertinya panggilan yang berasal dari nomor tanpa nama tadi yang Ia angkat karena marah, sebenarnya adalah panggilan telfon yang berasal dari Nocton. "Saya tidak mengerti dengan apa yang Anda bicarakan barusan. Tolong bicaralah dengan kalimat yang mudah untuk saya pahami." Meskipun kini perasaan cemas telah menyelimuti tubuh Jienna, Ia mencoba untuk tetap tenang dan terus bersikap pura-pura tidak tau akan apa yang di maksud oleh Nocton.