"Apa? Apa maksud bibi?" Ercella tergengang, bibinya sampai mengatainya dengan sebutan tidak pantas, padahal Ercella sendiri tidak tau apa yang tengah terjadi sampai-sampai bibinya mengamuk di pagi hari.
"Jangan pura-pura bodoh kamu! Kamu pasti sengaja kan meminta untuk di antarkan pulang oleh tuan Nocton kemarin untuk mempermalukan ku? Kamu pasti ingin memberi tau padanya bagaimana perlakuan ku selama ini padamu kan?" Jienna terus menuduhnya tanpa henti.
"Tuan Nocton? Ah ... benar, kemarin aku diantarkan pulang olehnya. Sepertinya aku ketiduran sejak kemarin," kata Ercella, dalam hatinya.
"Aku tidak paham apa yang membuat bibi tiba-tiba marah begini. Jika itu karna aku pulang larut kemarin, asal bibi tau, aku tidak minta di antarkan pulang olehnya. Justru dialah yang memberiku tawaran untuk mengantarku pulang," kata Ercella dengan jujur.
