Toska bersembunyi disemak-semak blukar tak lama dari itu pemuda melihat kedatangan Goerge dan anak buahnya mereka tau ini akan terjadi makanya kedua kerajaan itu merencanakan hal ini, agar tidak terjadi di kerajaan lain. Namun bukannya membaik malah memperparah keadaan Mago berada dalam kungkungan kekuasaan Goerge, Kristina juga tak bisa berbuat banyak karena pihaknya paling dirugikan jika sampai terjadi sesuatu pada Marda. Herannya bagaimana cara pangeran Goerge tau soal rencana penyerangan ini, dan siapa pengkhianat di antara mereka jika Toska bertemu orangnya tak akan ia maafkan.
Pemuda yang lagi berusaha memberikan isyarat pada ratu Mago itu rupanya ketauan sama salah satu prajurit lengannya ditarik paksa namun itu tak membuat dirinya menyerah begitu saja. Marda seharusnya lebih percaya sama Toska dan tidak membuat rencana ceroboh seperti ini ia menyesalinya jujur saja, dan sekarang hanya Toska harapan satu-satunya yang bisa ia andalkan saat ini ... Kristina menatap sang ratu dengan tatapan sulit diartikan. Tetapi gadis itu tau bagaimana ia harus bersikap di depan rakyat Mago saat ini, Kristina berusaha melintas pergi agar bisa menemui raja Labi. Hanya dalam waktu satu jam raja Labi sampai di kerajaan Mago namun kehadiran raja dari kerajaan Labirin pun tak bisa membantu banyak, karena semua yang terjadi juga atas kehendaknya. "jangan hancur semua area istana!" titah raja Labi yang membuat Marda terkejut.
"Yang Mulia! Kau!" Marda cukup terkejut dengan semua yang dilakukan oleh Labi karena itu di luar ekspetasinya, Marda tak habis pikir dengan cara pikir kerajaan Labirin mereka membantu tapi mereka juga melakukan penyerangan itu. Aneh sekali bukan, hal yang seperti ini saja membuat Marda dan juga Kristina ragu akan kesetiaan Toska. "apa yang Anda lakukan?! Ini bukan kesepakatan kita, seharusnya tak begini?!" seru Marda yang tak terima istananya diporak porandakan. Marda tak mengatakan apa pun lagi setelahnya, lalu kemudian berjalan ke arah samping karena ingin beristirahat. Toska melipat kedua tangannya di depan dada pemuda menggelengkan kepalanya seraya terbahak keras dan kemudian menatap wajah Goerge yang seperti minta dihajar habis-habisan.
"Kamu diam saja, aku hanya mengikuti keinginan putraku saja."
"Apa harus seperti ini caramu membantu kami?!" protes Marda yang hendak melewatinya begitu saja. Raja Labi meminta para prajurit menyelesaikan dengan cepat semua tugasnya karena sang istri segera kembali dari perjalanan meditasinya dan ia harus sudah menyambutnya, kuda yang dipersiapkan untuk kembali ke kerajaan tiba-tiba lepas kendali. "menyebalkan," luruh Marda yang melengos ke arah lain bahkan setelah dibantupun mereka para pesuruh Goerge tetap tak mau meninggalkan tempatnya.
"Ini hanya karena putraku, jika tidak aku mana mau membantumu. Lagipula aku memang memiliki urusan dengan Goerge."
"Ya sudah terserahmu saja." Kristina sangat heran dengan interaksi kedua petinggi dari masing-masing kerajaan ini kenapa seakan mereka sangat saling mengenal dan akrab, satu lagi di mana Toska? seharusnya pemuda itu ada bersama mereka setelah menyusul tadi. Kristina terperanjat saat raja Labi menganggetkannya lalu si gadis sontak memberi hormat padanya, walau Labi sendiri tidak gila hormat tetapi Kristina tetap harus melakukannya. Kerajaan Mago dikenal dengan kerajaan yang santun dan taat aturan tetapi tak beberapa waktu lalu Goerge melakukan hal yang tak sepantasnya orang kerajaan lakukan, perginya Goerge merupakan pengusiran bukan tanpa alasan namun sang pangeran tak mau terima akan hal itu. Kemuslihatan yang diperbuat Goerge terhadap rakyat merupakan sesuatu yang tidak diterima raja atau ratu terdahulu, menurutnya kepemimpin di bawah ratu bakal membawa pengaruh buruk. Ibu melewati harinya dengan meski hatinya kian merindukan sosok anaknya tetapi itu tak membuat ibu Kim membuang sisa waktunya hanya untuk hal-hal bodoh, ibu sering bertemu Lorenzo yang suka sekali mengunjunginya tetapi cuma beberapa saat saja setelahnya tidak lagi.
"Seharusnya tak perlu, nak." ujar ibu merasa gak enak sama pemuda yang tengah menolongnya itu, walau bagaimanapun juga mereka baru bertemu belum lama dan Lorenzo sudah sebaik itu sama keluarganya. Lorenzo bersikap seperti itu karena ia jauh dari ibunya dan itu membuatnya merasa hangat jika ada di dekat ibu Kristina, Lorenzo langsung membawa semua belanjaannya ke arah bagasi mobil. Ibu merasa terharu dengan ke sopanan sosok Lorenzo.
"Tidak apa-apa aku senang bisa membantu."
"Aku sekali lagi ingin mengatakan terima kasih dan maaf sudah merepotkan."
"Tidak masalah," senyum dibibir Lorenzo membuat ibu Kim merasa nyaman melihatnya. Tetapi tetap saja merasa tak enak jika terus-menerus dibantu oleh pemuda seperti Lorenzo, ibu dari Kristina itu berjanji akan mengganti semuanya biaya tranportasi serta uang belanja hari ini. "aku harus pergi sampai jumpa lagi, bu." pamitnya dengan sopan. Lorenzo melangkah pergi dan segera meninggalkan rumah Kristina ia juga masih mengusahakan atas pencarian terbaru dari si gadis bahkan belum beberapa menit dari waktu di kerajaan Mago bergerak sudah banyak yang terjadi dan itu tanpa Kristina sadari.
"Ibu darimana saja?" tanya ayah yang kelihatan begitu khawatir terhadap kondisi istrinya lalu tak lama ayah merengkuh tubuh ibu yang wanita itu sendiri tak paham ada apa, "ibu tau kan ayah khawatir sama ibu?" ujar ayah dengan nada lembut. Ibu menghela nafas panjang lalu mengulas senyum tipis dan kemudian berjalan pelan ke arah kamar keduanya, anehnya semua seperti masa sebelum Kristina hilang. Ibu memejamkan matanya sejenak untuk menikmati waktu yang semakin sempit, perempuan tua itu menghela lalu mengusap air matanya.
"Ibu tau ayah khawatir, apa ayah tidak khawatir dengan anak kita? Ibu merindukannya."
"Ayah yakin Kristina juga merindukan kita, ibu sabar dengan apa yang terjadi saat ini." ibu menghela lagi sampai kapan ia harus menunggu begitu pikirnya setelah sekian lama ibu memiliki putri kenapa sekarang harus berpisah dengan cara seperti ini. Agak sulit sebenarnya jika memikirkan anak mereka yang tak ada kabar, tapi itu bukan alasan untuk keduanya larut dalam masalah, yang jelas jika masalah di kerajaan Mago sudah selesai Kristina pasti kembali. Dan itu pasti Marda sudah menjanjikannya pada Kristina tidak yang lebih penting daripada keinginan rakyat Mago, meski harus melepaskan gelar sebagai ratu gadis itu siap melakukannya. Hal yang penting adalah keluarganya sendiri keluarga di dunia nyata dan fiktif seperti ini. Kristina menyerahkan dirinya pada salah satu mantan prajurit Mago yang kini telah berkhianat pada kerajaan Mago tapi pada akhirnya sosok besar itu kalah karena memiliki cukup tenaga, tapi saat memakai tenaga dalam membuat Kristina jauh terpental dan itu mengakibat luka dalam yang sangat fatal lebih fatal dari yang lalu.