Dunia Tirta resmi mendapat pemimpin baru. Raja Elnorez. Tian menjelma menjadi seorang raja yang tampan dan berwibawa. Kini ia memiliki kesaktian tinggi, bisa menyamar jadi siapa saja, bisa keluar masuk dunia manusia dan air sesukanya.
Malah sang ratu yang begitu memujanya. Hanya satu yang tidak bisa dilakukan Tian yakni menjadi manusia. Dia hanya bisa singgah tanpa bisa tinggal. Baru saja ia kembali dari dunia manusia. Hanya sekedar melepas rindu. Namun dia tidak berniat kembali ke sana lagi. Dunianya sudah berpindah ke dalam air yang tenang, tidak ada arus deras yang membawa pergi.
Sang raja memiliki ekor untuk berenang. Ia bisa mengubahnya menjadi kaki manusia jika mau. Ilmu dan kesaktiannya bertambah. Ia bisa menggapai langit dan bumi. Saking hebatnya, ia bisa kapanpun pergi ke dunia manusia lalu kembali lagi ke dalam air.
Tian sekelebat masih ingat samar-samar akan seorang wanita yang pernah menghuni sanubarinya. Seorang yang tak mampu singgah dari pikirannya. Gadis bermata sipit dan berkulit putih. Ada kalanya, dia menari-nari di pikiran Tian.
Siapa gadis itu?
**********
Mama Tian menemukan anaknya sedang pingsan di kamar, ia langsung memberi sapu tangan dengan tetesan minyak kayu putih.
Tersadar, ia lantas berucap lirih.
"Air... Panas..."
"Sebentar, Mama ambilkan."
Tian bersandar di pinggir kasur, ia menerima satu gelas air dari tangan mamanya. Namun ia tidak meminumnya, ia siramkan air itu ke wajah dan badannya.
Tian aneh.
"Tian, kamu kenapa?"
"Aku mau mandi."
Sontak Tian mencari sumber air. kamarnya langsung berhadapan dengan pintu kaca batas menuju kolam renang. Melihat kubangan air itu, matanya langsung berbinar. Secepat kilat ia membuka pintu kaca lalu langsung menceburkan diri ke kolam tanpa membuka bajunya.
BYUR!!
Segar rasanya dapat menyentuh air. ia menikmati gelombang, riak, dan kecipak air meski sedikit berbau kaporit. Ia seolah menari dalam kolam. Ia dengan mudah bisa membuka mata dalam air. Ya, dia menjelma menjadi penghuni air.
Air adalah dunianya.
Tian menikmati setiap detik kesegaran dunia kecil dalam kotak itu meskipun di sana tidak ada ikan, tidak ada rakyat dunia aquarez yang patuh padanya. Ia bisa hidup, asalkan ada air.
Mama Tian khawatir melihat anaknya lama menyelam dalam air. Iapun memasuki pintu kaca untuk menuju kolam.
"Nak, kamu nggak apa-apa?" tanya mama cemas.
Sayup-sayup terdengar suara dari daratan. Tian sadar, ia tidak sedang di dalam danau. Ada manusia di sekitarnya.
Kepala Tian menyembul keluar.
"Iya Ma?"
"Syukurlah, Mama kira kamu tenggelam."
"Nggak mungkin, aku bisa berenang."
"Iya, tahu. Tapi kamu kemana aja sih selama menghilang? Pasti diculik si sipit itu, ya?"
"Tian tadi ketemu cewek sipit itu tapi Tian nggak inget sama dia."
"Iya, dia itu masih pengen sama kamu."
"Biarin ajalah, Ma. Yang penting apa kata aku," bela Tian.
"Eh, dia beda keyakinan sama kamu."
"Keyakinan..." Tian merenung, sedikit merasa asing. Rupanya, terlalu lama di dunia air membuatnya banyak melupakan urusan yang begitu penting.
*********
Kantin kampus
11.30
Dita dan Virsha sedang menikmati bakso saat istirahat pergantian jam kuliah.
"Dit, firasat gue bilang kalau yang dateng ini bukan Tian," ujar Virsha.
"Mentang-mentang indigo nih anak," balas Dita.
"Bukannya gitu, soalnya bangsa jin itu mengikat banget. Dia nggak mungkin gitu aja bisa ngembaliin tawanannya ke dunia."
"Tapi ratu sundel bolong itu mau ngembaliin mangsanya. Mas Dimas, yang pak Juan ceritain ke gue itu ditawarin balik sama di ratu."
"Bisa gitu, ya?"
"Iya. Tahu nggak, alasan dibalikinnya apa?"
"Apaan?"
"Mas Dimas udah nggak perjaka," ujar Dita.
"Hah? Berarti Tian balik karena dia udah nggak perjaka dong!" tebak Virsha dengan candanya.
"Nggak!"
"Sama lu?" bisik Virsha.
"Ngga, Virsha, serius. Gue sama Tian nggak pernah ngapa-ngapain."
"Kirain, cinta tak direstui, dedek bayi jadi solusi."
"Sial lu, Vir."
Candaan itu membuat Dita overthinking. Seperti yang ia janjikan sebelumnya, jika Tian kembali, ia akan rela siapapun yang bersama Tian. Toh juga, orang tua Tian tidak merestui hubungan itu. Namun hati kecilnya tak bisa dibohongi, ia ingin Tian terlepas dari jerat ratu Oseanna.
***********
14.30
Sepulang kampus, Dita berjalan sendiri menuju kostan. Tepat di depan pagar kost, ada Frans yang menunggunya.
Dita tersentak kaget, Frans adalah pangeran kerajaan air yang pernah menyelamatkan dirinya.
"Frans!" seru Dita lalu menghampirinya.
"Kamu tahu nggak? Tian kembali, dia ada di sini. Apa ibu kamu yang mengembalikan dia?" sambar Dita panik. Banyu dibuat kewalahan, dia tidak tahu pertanyaan mana yang ia harus jawab lebih dulu.
"Iya, aku tahu Tian ada di dunia ini."
"Kok tahu? Pasti ini berkat kekuatan kamu, iya?"
"Um, nggak juga. Ya syukurlah, kalau dia kembali."
"Tapi Frans, aku masih penasaran. Apa yang kembali ini benar-benar Tian?"
"Ya memang Tian. Kamu kira siapa lagi? Ikan gurami?"
"Haha, lucu juga ikan gurami bisa berubah wujud jadi Tian."
"Sudah, berbahagialah kamu."
"Aku nggak yakin Tian bisa semudah itu kembali. Kamu tahu? Aku pengen balik ke dunia aquarez."
"Hah? Ngapain?" Frans melongo.
"Buat mastiin Tian masih ada di sana apa nggak," ujar Dita yakin.
"Kamu bakalan perang lagi sama ratu tirta," cegah Frans.
"Biar aja, aku penasaran. Kata temanku yang indigo juga katanya makhluk gaib nggak mungkin semudah itu ngembaliin mangsanya."
"Dita sudah, kamu cari Tian kan? Tian sudah ada, apalagi yang kamu cari?"
"Aku mau mastiin, Tian masih ada di kerajaan aquarez apa nggak."
"Percayalah," bujuk Frans. "Tian sudah kembali," lanjutnya. Ditapun curiga, tingkah laku Frans membuatnya semakin penasaran.
"Kenapa kamu begitu yakin?"
"Karena aku tahu watak ibuku seperti apa," ujar Banyu.
**********
Di waktu yang sama.
Mama Tian berjalan melewati kamar Tian. Iseng, ia ingin membuka pintu itu tapi ternyata dikunci. Ini bukanlah kebiasaan Tian. Harusnya ia tidak pernah mengunci pintu kamar. Mama Tianpun bertanya-tanya, setelah Tian kembali, gerak-geriknya sedikit berubah walau hanya gerakan kecil seperti cara berjalan. Tian juga tidak pernah segirang itu saat berada di kolam renang. Rasanya seperti bukan Tian.
************
Kembali ke depan kost Dita. Gadis itu masih membujuk Frans untuk kembali ke Dunia Tirta karena hanya Frans yang bisa membantunya.
"Frans, ayolah, aku penasaran."
"Segera temui Tian, kembalilah padanya."
"Kalau dia bukan Tian?"
"Dia pasti Tian, bukan ikan cupang yang menyamar," bujuk Frans.
"Ayolah," paksa Dita.
"Dari semuanya, hanya kamu yang berani berhadapan langsung dengan ibuku."
"Ikan duyung doang masa takut? Eh, maksudku ikan duyung gaib," ujar Dita enteng.
"Baik, tapi kamu harus bertemu Tian di dunia ini agar kamu yakin dirinyalah Tian yang kamu rindukan."
Frans menutup pembicaraan. Ia membiarkan Dita larut dalam rasa penasarannya.
Mungkinkah Dita kembali menemui sang ratu?
Bersambung