"Mengapa kamu tidak bilang jika kamu adalah sepupu dari Kirana?"
Tanpa menghabiskan waktu lebih banyak lagi, Hermawan langsung menghampiri Tinara yang sedang di ruang keluarga.
Pria itu tampak begitu marah. Seperti merasa ditampar dengan sebuah kenyataan bahwa menantunya kini adalah saudara dari Kirana. Sosok perempuan yang amat dia benci selama ini.
Berbeda dengan Lena yang sudah menahan tangisnya karena tidak bisa mendengar bentakan sang suami. Wanita itu merasa sangat kasihan kepada Tinara yang harus menjadi tempat amarah Hermawan. Padahal sudah jelas bahwa Tinara tidak bersalah sedikit pun.
"Pa!" tegur Zain dengan tegas.
"Pa, saya tidak tahu jika selama ini keluarga Papa sedang ada masalah yang rumit dengan Kirana," lirihnya dengan sesenggukan.
Tinara yang dihakimi tidak mengetahui sama sekali. Gonjang-ganjing dalam keluarga sang suami tidak pernah terungkap. Jadi, Tinara merasa tidak adil jika dirinya disalahkan dalam hal ini.