"Cincin pernikahan saya di mana?"
Seisi kamar sudah dibuat berantakan oleh Kirana. Bahkan membuat Kakrataka yang bersandar lemah itu pun merasa lelah. Pasalnya, Kirana kehilangan cincin pernikahan mereka berdua.
"Sepulang dari restoran masih ada, kan?" tanya Kakrataka dengan lirih.
Pria itu masih terus muntah beberapa kali setelah sampai di rumah.
Kirana masih begitu panik dengan benda yang begitu berharga tersebut.
"Seingat saya masih, Raka," ujar Kirana dengan geram.
Untuk kedua kalinya, Kirana kembali membuka laci tempat penyimpanan kotak cincin mereka. Namun, hasilnya tetap sama. Tidak ada satu benda pun di dalam sana.
Sampai akhirnya Kirana ingin menyerah. Tubuhnya sudah mulai lemah dengan perut yang terasa mual. Kirana berjalan menghampiri Kakrataka. Naik ke atas kasur dan kemudian memeluk Kakrataka dari samping.
Kirana cemberut seperti seorang remaja yang sedang merajuk.
Dengan sabar, Kakrataka mengusap puncak kepala Kirana. Memberikan kecupan singkat di sana.