"Asin, Yang."
Kirana terus memakan nasi goreng buatan Kakrataka. Menurut lidahnya, semua sudah sesuai dengan takaran. Bahkan ada beberapa nasi yang gosong pun menurutnya adalah tambahan penyedap. Namun, Kakrataka terus saja berusaha untuk menarik piring itu kembali. Berharap supaya Kirana tidak memakannya.
"Sayang, dengar saya atau tidak?" tanya Kakrataka berusaha menggertak Kirana.
Namun, sayangnya perempuan itu tetap tak acuh. Justru semakin lahap dalam menyantap.
"Kalau saya bilang suka, ya, suka, Sayang," ujar Kirana dengan santai.
Akhirnya Kakrataka tidak mau pusing-pusing lagi memikirkan Kirana yang memakan masakan hancur yang sudah dia buat tersebut.
Secara tiba-tiba, Kakrataka kembali teringat dengan perjuangannya tadi.
***
"Pak Amin, izin mengacaukan dapur sebentar, ya," ucap Kakrataka meminta izin.
Pak Amin yang sedang sibuk memasak pun segera beralih ke sisi samping. Memberikan ruang untuk Kakrataka mempersiapkan alat dan bahan untuk memasak.