"Kalian berdua parah, ya."
Kirana menggeleng tidak percaya. Terniat sekali Kakrataka dengan Anindya mengerjai dirinya. Sampai membuat sepasang matanya bengkak.
Sejak sebelumnya Kirana memang tidak pernah tahu bagaimana keadaan Anindya ketika marah. Alhasil, meski candaan sekalipun, Kirana tetap tidak bisa membedakan.
Kakrataka datang dengan membawa sebuah kue berbentuk hati. Dengan hiasan tiga bentuk manusia di atasnya. Ada Ayah, Ibu, dan anak di tengah-tengahnya. Hati Kirana merasa berbunga-bunga, tetapi masih belum bisa menetralkan rasa sakit dalam hati.
"Make a wish," bisik Kakrataka.
Kendati demikian, Kirana memejam dan melangitkan doa terbaik di hari pertambahan usia serta pengurangan jatah hidupnya di dunia.
"Aamiin," ucap Kirana.
Lilin berbentuk angka 28 yang telah disulut api pun segera ditiup oleh Kirana. Sekali tiup, lilin itu sudah mati. Kirana merekahkan senyum.