Selangkah demi selangkah, Kakrataka semakin dekat dengan Kirana. Aroma parfum perempuan itu tercium hingga membuatnya menikmati sentuhan lembut yang menyeruak dan menjalar ke dalam indra penciumannya.
Sepasang lengan Kakrataka menyelusup masuk hingga berhasil melingkar di pinggang Kirana dari belakang. Dibuatnya pundak Kirana sebagai tempat untuk dagu menopang.
"Iya, dan kamu juga cantik serta harum," ujar Kakrataka berbisik.
Kirana menggeliat geli saat sapuan napas Kakrataka mengembus dan membelai tengkuknya.
Beberapa kali matanya memejam tatkala bibir Kakrataka mendekat pada pipinya yang sudah bersemu merah.
Kakrataka menggaet Kirana dan membimbing perempuan itu menuju tempat tidur. Posisinya sekarang Kakrataka berhadapan dengan Kirana. Napas mereka beradu seiring dengan tatapan sayu dari mata Kirana dan juga Kakrataka.