"Ki—"
Kakrataka mencegah Kirana yang lekas berdiri. Berusaha melawan Rintik yang terus saja memojokkan mereka berdua.
"Sedang dalam kondisi berkabung, May. Jangan berusaha melawan orang yang dalam suasana seperti ini," bisik Kakrataka.
Sekali lagi Kirana mengembuskan napasnya dengan tenang. Menurunkan kadar emosinya yang berlebih. Kembali duduk untuk menambah rasa hormat serta kesopanannya.
***
"Kalian dari mana?"
Pertanyaan Tinara menyambut kedatangan Kirana dan Kakrataka. Keduanya berjalan dengan sangat tidak bersemangat. Bedanya, Kakrataka menjadi tumpuan untuk Kirana yang begitu gontai dalam setiap langkahnya.
"Dari rumah saudara," jawab Kakrataka.
Mencegah pertanyaan susulan, Kakrataka segera mengajak Kirana untuk masuk ke dalam rumah. Berjalan perlahan menaiki satu per satu anak tangga. Tanpa melepas kedua tangan yang berada di pundak Kirana. Takut jika langkahnya malah mengalami kesalahan dan membuatnya terjatuh dan bahkan mencelakai dirinya sendiri.
