Seorang perempuan sedang berlari menyusuri sepanjang jalan malam ini. Keringat mengucur membasahi wajah serta seluruh tubuh. Tangisnya turut membaur bersama keringat itu. Napasnya tersengal-sengal, daster lusuh yang dia kenakan sudah menempel di tubuh hanya karena keringat yang tidak berhenti dalam menunjukkan eksistensi.
Jalanan ini sangat sepi. Tiada satu pun kendaraan yang berlalu-lalang. Bahkan bunyi binatang malam saja seperti dibungkam oleh keadaan sunyi yang begitu menyeramkan. Hingga berhasil membuat bulu kuduk meremang.
Berbeda lagi dengan perempuan ini. Setiap langkah yang dia tempuh, membuat otaknya bekerja dan terus memutar.
"Karena semua sudah terlambat. Ia tahu bahwa dirinya mengalami sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Namun, disembunyikan. Bahkan berhasil diketahui setelah sudah lanjut. Dan semua ini disebabkan karena keterlambatan."
Semua itu terus terngiang dalam benaknya.
Tin! Tin!