"Jangan cemberut seharian penuh seperti ini, May."
Suasana hati Kirana sudah sangat parah dalam satu hari ini. Ditatapnya berkali-kali Kakrataka yang terus mengamatinya.
"Kamu masih cemburu dengan Zain yang memperlakukan Tinara dengan sangat baik?" Kekehnya pelan.
"Cemburu kenapa, ya?"
Saat itu juga jantung Kirana diajak berolahraga. Tinara yang datang secara tiba-tiba karena pintu kamarnya terbuka berhasil menghidupkan sinyal berbahaya untuk Kirana. Kakrataka pun berbalik dan menatap Tinara yang datang dengan raut penuh tanda tanya.
"Mengapa masuk ke kamar kami, Tinara?" tanya Kakrataka.
Tangan kanannya terangkat. Menampilkan sebuah benda berwarna merah muda dengan kabel hitam yang dia lipat rapi seperti semula dirinya meminjam.
"Mengembalikan ini," terangnya dan dengan berani berjalan masuk ke kamar Kirana.
Perempuan dengan kacamata fashionnya itu kembali bertanya, "Ditaruh di mana?"
Kirana menunjuk laci yang berada sangat dekat dengan meja riasnya.
"Oh, baiklah."