"Mengapa harus kamu tanyakan perihal kisah masa lalunya, Ra?"
Usai mereka bercerita di ruang tamu, akhirnya dua pasangan tersebut memilih untuk menuju kamarnya masing-masing. Kembali berbincang dengan topik yang lebih mengarah pada privasi.
Tinara menarik Zain untuk lebih mendekat padanya. Menatap pria itu dengan sangat lekat dan jarak mereka pun begitu dekat.
"Saya hanya ingin tahu dan saya peduli padanya," ujar Tinara.
Tangannya masih setia bertengger di kerah baju pria itu. Sampai napas keduanya pun beradu dalam jarak yang teramat dekat.
Sempat Zain tertegun melihat kecantikan yang disuguhkan di depan mata. Kecam tajam tatapnya begitu menggoda, hingga mengundang denyut dalam dadanya bergelora dengan brutal.
Aroma parfum milik Tinara seketika menyeruak menghunjam indra penciumannya. Zain berusaha sekuat tenaga untuk tidak sampai menutup mata. Namun, usahanya sia-sia saat dengan sengaja Tinara semakin mendekatkan wajahnya.
"Saya baru sadar bahwa suami saya tampan."