"Ya, kamu yang geser, Raka!"
"Kamu, May!"
"Astagfirullah."
"Sakit, Kirana Maya Santika!"
"Saya juga sakit ini!"
"May, geser!"
"Raka!" Kirana menggeram kesal karena Kakrataka tak kunjung mengalah.
Sudah hampir 10 menit mereka berdesakan di pintu kamar mandi untuk berebut giliran. Keduanya saling beradu dengan keras kepala masing-masing. Sudah tersampir handuk putih di bahu Kirana maupun Kakrataka. Sayangnya, niat mereka terhambat karena harus ada kegiatan saling berebut. Persis seperti anak kecil yang tidak mau kalah satu sama lain.
"Kamu itu lelaki, loh, Raka. Mengapa tidak mau kalah dengan perempuan?!" sentaknya masih dengan tidak terima.
"Harus lelaki selalu mengalah?"
"Harus! Ladies first!" jawab Kirana.
Pria itu menggeram tepat di samping telinga Kirana. Kedua tangannya mengepal kuat seperti ingin meninju sesuatu.
"Cantika tidak pernah berbuat sepertimu!" tajamnya.