Mengikuti hal itu, Kirana turut memejam dan merasakan embusan napas yang membeli tengkuknya.
"Aroma mawar ini sama persis seperti Cantika."
Tertegun mendengarnya, sampai membuat kedua mata Kirana terbelalak. Apakah fantasi liar pria ini sedang mengarah pada masa lalunya? Tidak bodoh, Kirana mendorong tubuh Kakrataka supaya menjauh. Di mana tampaknya Kakrataka juga terkejut dengan apa yang telah diucapkannya.
"Ah, maaf, May, saya tidak bermaksud untuk apa pun itu," ujarnya spontan.
Seringai terbit di bibir Kirana. Dibarengi dengan tatapan tajam yang secara nyata menghunjam.
"Jangan samakan saya dengan seseorang yang sudah tiada. Saya adalah saya dan dia adalah dia!" tajamnya tidak terima dikatakan seperti itu.