Masing-masing dari kita pernah merasakan pahitnya kehidupan. Bagaimana pedihnya ketika dikhianati, manisnya diberi janji tatkala rasa telah berkuasa. Sampai di sini, kita harus saling memahami bahwa setiap pertemuan tak berakhir dengan sempurna. Ada yang ditakdirkan hanya untuk singgah, sepertiku dan sepertimu. Sebaliknya ada begitu pelik perjalanan yang mengantarkan kita menuju tempat pemberhentian yang sesungguhnya.
°°°
"Suatu waktu aku akan kembali dan membawanya. Memperkenalkan kalian berdua serta mengadukan bagaimana kisah paksa ini bermula menjadi rasa yang sesungguhnya."
Kirana menganga tak percaya dengan deretan aksara yang tertulis di surat itu. Bahkan tanpa melalui perantara Zain, Kirana sudah lebih dahulu mengenal siapa Tinara yang sesungguhnya. Tidak perlu repot-repot kembali, Kirana tidak menginginkan pertemuan lagi. Cukup perpisahan saja yang menyakitkan, jangan kembali hanya untuk mengulang luka yang belum juga sembuh. Atau sedikit pun belum terobati.