Bangun dari tidur pagi ini tak sesegar biasanya. Kirana merasa seluruh tubuhnya sakit dengan kedua mata yang berat untuk terbuka. Seraya mengumpulkan nyawa, Kirana beringsut dan mengambil gelas berisi air putih. Meminumnya sampai habis dan kemudian menaruh kembali di tempat semula.
Seingatnya setelah melirik jam dinding di depan sana, malam tadi ia mulai bersiap tidur pada pukul 01.00.
Masih dalam keadaan sulit bangun, Kirana berusaha mengucek kedua matanya yang ternyata bengkak saat disentuh. Perlahan, Kirana menoleh ke belakang. Menatap bantal serta gulingnya dan meraba-raba. Ternyata masih basah. Dan ia baru ingat bahwa sampai dini hari ia masih terus saja menangis.
Rasa sesal, kecewa, perasaan bersalah, itu bercampur aduk menjadi satu dalam hatinya. Sampai Kirana merasa mulai jenuh menghadapi perasaan yang sekarang.
Seolah setiap inchi dalam pergerakannya saja terasa salah.
"Sarapan, Kirana."