"Ki."
"Iya, Bu?"
Angkasa yang tengah tertawa ketika menonton kartun pun ikut diam. Anak itu mengerti jika orang tuanya akan bicara dan ia bisa membuat keributan.
Ketiganya kini sedang berkumpul di ruang keluarga. Atas permintaan Angkasa yang sangat ingin menonton kartun bus yang bisa bicara layaknya manusia.
"Kamu menikah saja dengan Kakrataka."
Napas Kirana tercekat dalam beberapa saat. Tatapannya berhenti pada satu titik pusat, yaitu sebuah vas bunga yang terpajang di bagian tengah meja. Jantungnya berdebar lebih kencang.
Mungkinkah ia salah dengar? Seperti tidak mungkin saja jika Karin akan menyuruhnya kembali dengan masa lalu. Jelas-jelas di mana Kakrataka sudah mengkhianati Kirana sampai sejauh itu.
"Berkonbanlah, bukan untuk dirimu sendiri, melainkan putri cantik yang tak memiliki Ibu tersebut."
Apakah benar bahwa Karin sedang memedulikan Maisya? Atau hanya alasan saja?