"Kita bisa menikah tanpa perlu persetujuan darinya."
Perempuan itu sedang grasak-grusuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas dan koper. Malam ini dia mendapatkan tiket untuk kembali ke ibu kota. Pergi sendiri tanpa perlu ditemani oleh sesiapa.
"Kirana."
Pergelangan tangannya digenggam kuat-kuat oleh Zain. Namun, dengan acuh Kirana menepis tanpa memandang ke arah di mana lelaki itu terus saja memperhatikannya.
"Aku tidak pernah menginginkan semua ini terjadi. Semua karena Papa!"
"Nduk, kamu benar mau kembali tanpa Bude atau Pak De temani?"
Kirana menggeleng saat Bude Marni mendekati dan membantunya memasukkan pakaian-pakaian yang tersisa.
"Kirana bisa sendiri, Bude," jawabnya dengan ketus.
Semua terjadi tanpa diprediksi. Tanpa perlu rekayasa yang bertalu-talu. Drama dimulai dalam waktu yang cukup singkat, hingga secara tiba-tiba telah menemukan akhir begitu saja.