"Siapa, Pa?"
Ponsel kembali masuk ke dalam saku. Si empu terkejut hingga langsung berbalik. Menatap seseorang yang baru saja menanyakan sesuatu padanya.
"Zain, kamu membuat Papa terkejut saja."
Hermawan berjalan perlahan menghampiri Zain. Menepuk bahu dan memberikan isyarat senyuman.
"Teman Papa yang sedang kalut dengan urusan kantornya," jawab Hermawan.
Dengan cepat Zain mengikuti Hermawan. Duduk di sofa dengan tenang dan saling berpangku tangan.
"Bagaimana keadaan Kirana?"
Bayangan hitam itu membuat pikiran Zain terganggu. Saat sekarang raganya ada di sini, pikirannya berada di atas sana. Pada sebuah kamar yang di dalamnya terisi seorang perempuan tengah tertidur lelap.
Rasa takutnya seolah menjalar dan mengikat kuat hati Zain.
"Dia sedang tidur, Pa," jawab Zain setenang mungkin.