"Bangun, Ki, Zain."
Guncangan pelan pada tubuh mereka berdua perlahan-lahan membuat sepasang kelopak mata itu terbuka.
"Buburnya sudah matang."
Zain pun beringsut duduk dan membantu Kirana untuk bangun.
"Kamu suapi Kirana, ya, Mama ke bawah dulu," ujar Lena.
Mereka pun kembali berdua dan kini Zain bersiap untuk memberikan suapan pertama pada Kirana. Sejenak menanti seluruh nyawa Kirana terkumpul lebih dulu.
"Sekarang sudah terkumpul semua nyawanya?" tanya Zain.
Kirana tersenyum dan mengangguk. "Sudah, kok. Aaa." Kirana membuka mulut, meminta Zain untuk menyuapi bubur buatan Lena.
Ini adalah kali pertama Kirana merasakan bubur buatan Lena. Biasanya jika sedang sakit, dirinya akan dibuatkan bubur oleh Karin. Sehingga rasa bubur yang cocok di lidahnya sudah legend buatan Karin. Semoga kali ini juga tidak kalah sedap.
Suapan pertama setelah dirasakan dengan sungguh-sungguh, Kirana mampu menerima rasa gurih serta rasa sedap yang ternyata tidak kalah.