"Berhubung sudah telat empat hari tanggal gajiannya. Jadi, saya ingin mengumumkan bahwa gaji kalian saya tahan."
Seperti sudah melakukan ketuk palu, seluruh karyawan yang mendengarkan hanya terbengong-bengong seperti orang bingung. Tampak seperti manusia linglung yang tengah memperjuangkan kewarasannya supaya tetap hidup.
"Mbak, tidak salah? Berita yang Mbak maksud kemarin itu, ya, berita ini?"
Berat hati Kirana harus mengangguk demi tidak menelantarkan dan menggantung mereka semua.
"Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena ...."
Tatapan Kirana sudah mulai tak teratur. Ia kebingungan sekali harus melakukan apa.
Hingga akhirnya kedua tangan Kirana tertangkup di depan dadanya, kepalanya menunduk, dan Kirana pun sedikit membungkuk.
"Saya memohon maaf karena gaji kalian terpaksa saya naikkan."
Boom!
Dari yang awalnya berprasangka buruk, mereka semua mulai seperti tidak menyadari atas apa yang baru saja terjadi.
"Beneran, Mbak?"
Rukmana kembali bertanya.