"Assalamualaikum."
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum."
Baik melalui salam atau memencet bel, tiada respons satu pun dari dalam rumah. Seperti rumah kosong yang sampai kapan pun tidak akan pernah membukakan pintu untuk tamu yang datang.
"Huh, sekali lagi."
"Assalamualaikum."
Tok! Tok! Tok!
Sudah tahu tiada yang menjawab, Kirana masih tetap kukuh berdiri di depan pintu.
Bahkan sejak kedatangannya pun sudah sangat aneh. Pagar terbuka tanpa penjaga dan dirinya bisa masuk dengan bebasnya.
Awal rasa penasarannya muncul tatkala Karin mengatakan pesan dari Zain kemarin pagi. Setelah kejadian di mana Zain menemukan tulisan tangan Kakrataka yang mati-matian Kirana coba sembunyikan.
Kirana mendesah pasrah. Ia beberapa kali tertunduk lesu sembari menatap rantang berisi makanan yang ia masak sendiri terkhusus untuk Zain beserta keluarganya.