Dan entah mengapa saat seluruh kisah yang katanya telah usai sudah, masih tertahan dengan tercekatnya sesak hingga membabi-buta.
"Saya tidak bisa memungkiri bahwa rasa itu terus ada sampai detik ini. Bahkan di saat saya telah melerai semua perdebatan dalam hati, pertikaian demi pertikaian kembali mendatangi. Entah sudah berapa kali saya tekankan pada diri. Semenjak melepasmu di suatu sore, kenangan itu semakin menyala dalam isi kepala. Mereka tidak pernah padam dan tak pandang bulu terhadap saya. Sesabar-sabarnya hati saya dalam melunak, tetap tak mampu menyapu bersih namamu dari dalamnya. Maaf, May, saya terlampau lancang pada perempuan yang hampir bersuami."
Semalam setelah sampai pada kediamannya di ibu kota, Kirana tidak langsung istirahat meski tubuhnya merasa cukup lelah. Matanya tak betah jika melihat kopernya masih berdiri di samping ranjang dengan barang bawaan yang tersimpan di dalamnya.