Kita hanya bertamu dan kemudian bertemu. Setelahnya, ada dua kemungkinan. Tinggal atau sekadar singgah.
***
Selang dua hari setelah kedatangan Zain ke rumah Kirana, ada sesuatu yang membekas dalam ingatan. Perihal kejadian mencengangkan yang menambah hangat dada Kirana ketika mengingatnya.
Debar tak karuan seolah membuat jantungnya memompa semakin cepat dalam setiap detiknya. Tak mampu dipungkiri bahwa dua manusia itu memang benar telah jatuh cinta.
"Kemarin sama Zain ... ah, tidak."
Karin mengurungkan niatnya saat ingin menanyakan hal yang jelas-jelas tampak di depan mata. Karena mendapat tatapan Kirana yang tampak garang.
"Ibu, lupakan saja," rengek Kirana merasa tersipu malu. Seolah melakukan dosa yang benar-benar ditangkap basah oleh Karin.
Karin tersenyum dan mengusap puncak kepala Kirana dengan gemas.
"Ma, Bubu."