Semua tanpanya masih sangat berantakan. Saya kesulitan mengatasi rasa ini, karena perasaan bersalah. Yang terakhir, serta menjadi poin utamanya adalah karena rasa cinta saya masih terlalu besar untuknya yang sudah bukan milik saya lagi.
***
Lelaki berjaket sedikit tebal itu hanya duduk di tepi ranjang kamarnya. Matanya beberapa kali mengerjap karena terasa berat untuk terbuka lebar-lebar. Tubuhnya sedikit menggigil, dan wajahnya pun pucat.
Keadaan di desa selama beberapa hari ini terasa begitu dingin di pagi hari. Sampai-sampai membuat penduduk baru tersebut merasa seperti masuk ke dalam lemari es dengan kekuatan dinginnya pada derajat paling mendinginkan.
Tepukan singkat mendarat di bahunya, hingga membuat ia terlonjak kaget.
Kepalanya menoleh dan menatap perempuan yang melemparkan senyum, kemudian mengambil duduk di sampingnya.
"Wedang jahenya, Mas."