Saya kira kamu hanya bercanda, tetapi ternyata tidak. Kamu benar membawaku bertemu mereka.
***
Zain datang ke rumah Kirana dengan membawakan sebuket bunga mawar merah. Bunga yang teramat disukai oleh Kirana sejak beberapa puluh tahun lalu, setelah cinta pertamanya memberikan pada dirinya.
"Hai."
Zain menyapa setelah pintu terbuka dengan lebar dari dalam.
Kirana tersenyum canggung saat Zain langsung menyodorkan buket bunga mawar merah kepadanya.
"Untuk saya?" tanya Kirana yang masih mempertahankan kata bakunya saat berbincang dengan Zain.
Hal itu terjadi karena kebiasaan yang sudah terjadi sejak awal pertemuan keduanya.
"Iya, untuk kamu." Zain menyerahkan buket bunga mawar tersebut pada Kirana.
"Terima kasih," ucap Kirana dengan senyum manisnya.
"Ayo, cepat bersiap," titah Zain.
Dengan bingung Kirana terdiam. Alisnya bertaut saat mendengar kalimat Zain yang terkesan ambigu.
"Seperti janji saya waktu itu, Kirana."
