Pertemuan ini sangat berarti untukku. Apa pun yang terjadi, pada akhirnya harus tetap berpatokan pada sebuah keikhlasan.
***
"Kamu sudah berumah tangga, ya?"
"Iya, sudah, Yah. Bukannya Ayah sudah tahu, ya?"
"Ayah kan sudah istirahat terlalu lama saat kamu menikah."
"Padahal sudah seharusnya Ayah yang menjadi walinya."
Lelaki itu tersenyum sembari mengusap puncak kepala putrinya.
"Kirana, kamu harus tahu bahwa Ayah tidak ingin melakukan ini semua. Namun, semua itu sudah menjadi ketetapan takdir. Kamu harus tahu serta memahami bahwa hal ini tidak bisa ditolak dengan cara apa pun."
Usapan lembut di puncak kepala Kirana terasa sangat menenangkan. Di sampingnya juga disediakan bahu untuk bersandar. Untuk sekadar meluapkan kerinduan atau menitikan air mata serta menghapus jejak-jejak pilu melalui kenyamanan tersebut.
"Sini, bersandar di bahu Ayah."
Arda menepuk bahunya untuk memberikan Kirana perintah.